Al Quran diturunkan oleh Allah agar dijadikan pedoman bagi manusia dalam menjalani hidup. Sebagai kalamullah, Al Quran berisi petunjuk yang lengkap mulai dari aqidah, ibadah, tarikh, akhlak, dan juga ilmu pengetahuan.
Bagaimana cara menjadikan Al Quran sebagai petunjuk?
Pertama, harus bisa membaca Al Quran.
Kedua, harus tahu arti dalam Al Quran.
Ketiga, harus memahami secara benar ayat-ayat di dalam Al Quran.
Keempat, harus senantiasa mengamalkannya dalam kehidupan.
Femonema saat ini, di sebagian wilayah Gunungkidul, khususnya siswa di SMA Negeri di Playen, masih ada anak yang belum bisa membaca Al Quran. Jangankan membaca, dengan huruf hijaiyah saja tidak kenal. Hal ini menjadikan prihatin bagi saya sendiri, kenapa sampai bisa seperti itu. Apakah di TK, di SD, di SMP tidak pernah diajarkan sampai anak itu bisa? Atau waton anak dikasih nilai terus lulus KKM. Kita tidak bisa menyalahkan keadaan, tetapi yang perlu kita butuhkan adalah perubahan. Perubahan dari mana? Tentunya dari diri kita dahulu.
Pembelajaran PAI di SMA 2 Playen mengacu pada kurikulum 2013 yang durasi pembelajarannya 3 JPL. Dalam 3 JPL tersebut dibagi menjadi 1 JPL untuk literasi Quran dan 2 JPL untuk materi pembelajaran sesuai dengan silabus kurikulum. Literasi Quran ini salah satu bentuk upaya mengurangi angka kebutaan terhadap Al Quran.
Literasi Quran dilakukan dengan Tutor Sebaya yaitu siswa berkelompok di pimpin seorang Tutor dari siswa itu sendiri. Setiap kelas pasti ada anak yang sudah bisa membaca Al Quran dengan baik, atau setidaknya cukup baik, dijadikan sebagai Tutor. Satu kelompok terdiri dari maksimal 5 anak agar bisa efisien. Tutor sebaya ini sebagai solusi karena seorang guru tidak mungkin bisa menelateni siswa satu persatu. Guru hanya perlu melakukan cheking terhadap kelancaran siswa dalam membaca Al Quran.
Langkah ini memang belum bisa mengentaskan buta huruf Al Quran. Namun setidaknya kita betihtiar.
Bila membutuhkan aplikasi TAJWID yang isinya tentang makhraj huruf hijaiyah dan ilmu tajwid seperti hukum nun mati, hukum mim mati, qolqolah, madd, dan lain-lain, bisa didapatkan di SINI.
Bagaimana cara menjadikan Al Quran sebagai petunjuk?
Pertama, harus bisa membaca Al Quran.
Kedua, harus tahu arti dalam Al Quran.
Ketiga, harus memahami secara benar ayat-ayat di dalam Al Quran.
Keempat, harus senantiasa mengamalkannya dalam kehidupan.
Femonema saat ini, di sebagian wilayah Gunungkidul, khususnya siswa di SMA Negeri di Playen, masih ada anak yang belum bisa membaca Al Quran. Jangankan membaca, dengan huruf hijaiyah saja tidak kenal. Hal ini menjadikan prihatin bagi saya sendiri, kenapa sampai bisa seperti itu. Apakah di TK, di SD, di SMP tidak pernah diajarkan sampai anak itu bisa? Atau waton anak dikasih nilai terus lulus KKM. Kita tidak bisa menyalahkan keadaan, tetapi yang perlu kita butuhkan adalah perubahan. Perubahan dari mana? Tentunya dari diri kita dahulu.
Pembelajaran PAI di SMA 2 Playen mengacu pada kurikulum 2013 yang durasi pembelajarannya 3 JPL. Dalam 3 JPL tersebut dibagi menjadi 1 JPL untuk literasi Quran dan 2 JPL untuk materi pembelajaran sesuai dengan silabus kurikulum. Literasi Quran ini salah satu bentuk upaya mengurangi angka kebutaan terhadap Al Quran.
Literasi Quran dilakukan dengan Tutor Sebaya yaitu siswa berkelompok di pimpin seorang Tutor dari siswa itu sendiri. Setiap kelas pasti ada anak yang sudah bisa membaca Al Quran dengan baik, atau setidaknya cukup baik, dijadikan sebagai Tutor. Satu kelompok terdiri dari maksimal 5 anak agar bisa efisien. Tutor sebaya ini sebagai solusi karena seorang guru tidak mungkin bisa menelateni siswa satu persatu. Guru hanya perlu melakukan cheking terhadap kelancaran siswa dalam membaca Al Quran.
Langkah ini memang belum bisa mengentaskan buta huruf Al Quran. Namun setidaknya kita betihtiar.
Bila membutuhkan aplikasi TAJWID yang isinya tentang makhraj huruf hijaiyah dan ilmu tajwid seperti hukum nun mati, hukum mim mati, qolqolah, madd, dan lain-lain, bisa didapatkan di SINI.
Comments
Post a Comment